BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masyarakat Gunungkidul yang tinggal di
daerah kering pasti sangat membutuhkan air. Sedangkan air masih cukup sulit
untuk didapatkan. Sehingga, berbagai upaya telah dilakukan untuk menanganinya.
Biasanya masyarakat mendapatkan pasokan
air hanya dari telaga, pembuatan tampungan air hujan, mencari air di gua-gua,
mata air, dan lain sebagainya. Selain itu, kini juga banyak pembuatan perairan
dengan cara mengangkat air dengan alat-alat yang canggih, seperti pompa air.
Akan tetapi, hal tersebut sangat berbeda dengan perairan yang ada di Gedad,
Banyusoco, Playen. Karena, di sana proses perairan dilakukan dengan cara yang
sederhana dan tanpa menggunakan pompa air.
Oleh karena itu, dengan adanya perbedaan
yang ada di Gedad, Banyusoco, Playen, sekiranya patut dikaji berdasarkan
keunikan yang ada.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana teknologi tepat guna yang diterapkan oleh masyarakat
Gedad, Banyosoco,
dalam mengelola
sumber air
yang ada?
2. Apa
keunggulan dan kelemahan
teknologi tepat guna tersebut?
1.3
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui
teknologi tepat guna yang
diterapkan oleh masyarakat Gedad, Banyosoco,
dalam mengelola
sumber air
yang ada.
2. Mengetahui
keunggulan dan kelemahan
teknologi tepat guna yang berada di Gedad Banyusoco.
1.4
Manfaat Penelitian
1.
Memberikan wawasan baru tentang teknologi tepat guna yang diterapkan oleh masyarakat
Gedad, Banyosoco,
dalam mengelola
sumber air
yang ada.
2.
Memberikan informasi tentang keunggulan dan kelemahan teknologi tepat
guna yang berada di Gedad, Banyusoco.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1
Teknologi Tepat Guna dalam Pengelolaan Mata
Air
Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, merupakan pemicu
pertumbuhan. Pemanfaatan teknologi tepat guna secara optimal oleh masyarakat
akan mampu mewujudkan usaha masyarakat yang dapat mengefisienkan ongkos
produksi, memperbaiki proses mutu produksi, meningkatkan kapasitas dan nilai
tambah produk, sehingga dapat mensejahterahkan masyarakat, meningkatkan taraf
hidup masyarakat, dan memberantas kemiskinan(http://bapemas.jatimprov.go.id).
Pemanfaatan teknologi tepat guna secara optimal akan dapat
terwujud bila ada alih teknologi dari pencipta atau pemilik teknologi tepat
guna kepada masyarakat pengguna. Alih teknologi tepat guna dilaksanakan melalui
upaya pemasyarakatan, teknologi tepat guna yang bertujuan untuk mendorong
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan masyarakat, sehingga
masyarakat lebih aktif dan berpikir rasional dalam mengeksploitasi sumber daya
alam bagi usaha meningkatkan pendapatan. Pemasyarakatan teknologi yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan merupakan upaya yang strategis dalam rangka
meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Mengingat faktor – faktor
tertentu, seperti kesenjangan akses informasi, keterbatasan modal, dan kendala
geografi, maka dalam proses alih teknologi khusunya Teknologi Tepat Guna kepada
masyarakat diperlukan campur tangan pemerintah untuk akselerasinya (http://bapemas.jatimprov.go.id).
2.2
Desa Gedad Banyusoco Playen
Desa
Gedad terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, di Indonesia - sekitar 279 mil
(atau 449 km) Tenggara Jakarta, ibukota Indonesia.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian
Penelitian
mengenai pengelolaan air ini merupakan deskriptif kualitatif. Deskriptif
kualitatif merupakan penelitian yang tidak disertai angka-angka statistik,
terbatas pada penganalisisan kategori dan konsep. Penelitian deskriptif
dilaksanakan dengan tujuan memperoleh gambaran nyata. Penelitian kualitatif
merupakan satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat individu, keadaan, gejala
dari kelompok tertentu yang diamati.
3.2
Objek
Penelitian
Penelitian
ini diperoleh dari observasi secara langsung di lokasi Gedad, Banyusoco,
Playen.
3.3
Sumber Data
Sumber
data yang digunakan adalah observasi yang dilakukan di Gedad, Banyusoco, Playen.
Dari sumber data tersebut, dapat diambil data primer dan sekundernya. Data
primer adalah data yang secara langsung berkaitan dengan masalah yang diteliti
dan secara langsung diperoleh dari sumber yang berkaitan.
Selain
data primer, dalam penelitian ini juga dipergunakan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai pihak. Data sekunder dapat
dipergunakan untuk mendukung analisis dari data primer yang ada. Untuk itu
diharapkan analisis data akan lebih tajam dan maksimal hasilnya.
3.4 Metode Pengumpulan Data
1.
Metode Observasi
Observasi
dilakukan dengan cara pengamatan langsung serta dengan mencatat gejala-gejala
yang terjadi pada objek penelitian secara keseluruhan dengan fakta-fakta yang
terjadi di tempat penelitian.
2. Metode
Dokumentasi
Data
primer didokumentasikan dengan cara mencatat hasil pengamatan terhadap
lingkungan sekitar sumber air. Sedangkan data sekunder dilakukan dengan
mengumpulkan berbagai data dari segala sumber.
3.5
Metode Analisis Data
Metode analisi data yang
digunakan yaitu analisi deskriptifkualitatif karena penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dan tidak memerlukan angka sebagai pengolah data.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Di desa Gedad,
Banyusoco, Playen terdapat dua mata air yang dapat mencukupi kebutuhan
masyarakat sehari-hari. Keadaan airnya yang sangat jernih semakin mempermudah
warga untuk langsung dimanfaatkan. Bentang alam di sekitar mata air
berbukit-bukit. Selain itu banyak jenis pepohonan yang ada, diantaranya pohon
jati, pohon doyo, dan pohon kelapa. Rata-rata ketinggian pohon yang ada
mencapai 20 m.
Mata air yang berada di desa Gedad
ini tidak pernah mengalami kekeringan. Walaupun tengah musim kemarau, air tetap
mengalir, hanya saja volume air berkurang. Tetapi hal tersebut tidak
membebankan warga, karena warga yang menggunakan air tidak dikenakan biaya
penggunaan, hanya dipatok uang Rp. 1000,00 untuk uang kas jika terjadi
kerusakan pada pipa air. Terbukti, bahwa sering terjadi kerusakan pipa karena
terhambat oleh serabut akar pepohonan.
Alat
yang digunakan dalam penyaluran mata air ini hanya menggunakan alat yang
sederhana. Tidak perlu menggunakan alat canggih yang modern (pompa air). Alat
tersebut hanya berupa pipa peralon kecil dan selang yang disalurkan dari bak
penampungan. Namun demikian, penyaluran air ini dapat menyaingi penyaluran air
yang menggunakan teknologi modern.
Saluran
pipa-pipa dari sumber mata air menuju rumah warga hanya sederhana. Namun hal
itu tidak mempengaruhi keadaan air. Air yang sampai di rumah-rumah langsung
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk peternakan ikan,
terutama ikan nila dan lele.
Di desa Gedad terdapat
dua sumber mata air. Mata air yang pertama berada di atas bukit. Sumber mata
airnya berasal dari sebuah goa atau terowongan. Kemudian ditampung dalam
beberapa bak kecil, dan di salurkan melalui selang-selang dan peralon kecil
menuju perumahan warga.
Sedangkan, mata air
yang kedua berada di bawah bukit. Sumber mata air ini berada di bawah pohon doyo yang berasal dari bawah
pegunungan. Dari bawah pohon ini, kemudian dilewatkan beberapa tembok yang
berfungsi untuk penyaringan. Selanjutnya dipasang pipa-pipa peralon untuk
disalurkan ke perumahan warga.
Kedua mata air
tersebut, dapat menempuh jarak maksimal sampai ke perumahan warga mencapai
sekitar 3 km. Air yang telah sampai di perumahan warga selanjutnya digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari, namun tidak untuk perairan pertanian.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alat yang
digunakan dalam mata air ini, tidak menggunakan alat yang modern. Teknologi
yang digunakan hanya sederhana yaitu pipa dan selang.
Keunggulan dalam pengelolaan mata
air ini, cukup banyak diantaranya warga tidak dikenakan biaya, tidak akan
mengalami kekurangan air walaupun musim kemarau, dan airnya sangat jernih
sehingga dapat langsung dimanfaatkan oleh warga. Sedangkan kelemahannya antara
lain sering terjadi kerusakan pipa-pipa karena pipa tersebut tersumbat oleh
serabut-serabut akar pohon doyo.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas dapat
disarankan agar pemerintah sebaiknya membantu dana untuk mengganti pipa paralon
dengan pipa besi yang besar dan ditanam atau diatur supaya tidak mudah rusak
karena terinjak oleh kegiatan masyarakat serta tidak terhambat oleh
serabut-serabut akar pepohonan. Untuk lebih lanjut mungkin dapat dilakukan
penelitian yang lain mengenai pelayanan dari mata air di Gedad, Banyusoco,
Playen.
DAFTAR PUSTAKA
http://bapemas.jatimprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=350:program-teknologi-tepat-guna&catid=87:kegiatan-sda-ttg-nama-bidang&Itemid=334
1 komentar:
Mohon maaf mungkin perlu direvisi sedikit untuk penggunaan kata "Desa Gedad" mungkin lebih tepat jika di revisi dengan Dusun Gedad, terima kasih
Posting Komentar