PATHILO
WARNA-WARNI ANEKA RASA
ARIFIANI KURNIASIH
SISWA SMA N 2
WONOSARI arifiani224@yahoo.co.id
A. Pendahuluan
Pathilo merupakan makanan tradisional yang banyak ditemui
di Gunungkidul, terutama di daerahTanjungsari. Berdasarkan informasi yang
penulis kumpulkan, pathilo berasal dari kata pathi dan lo. Pathi berarti pati dan lo artinya telo (singkong). Bahan utaman pembuatan jajanan tradisional ini
adalah singkong. Pathilo mempunyai rasa yang asin dan gurih. Bentuknya bulat
seprti lingkaran dan umumnya berwarna merah dan putih.
B. Pembuatan Pathilo
Langkah untuk membuat pathilo
sangat mudah. Bahan utama yang diperlukan adalah singkong dengan jenis apa pun.
Selain itu, diperlukan bahan tambahan untuk mendukung rasa dalam pembuatan
pathilo. Bahan-bahan tambahan tersebut seperti bawang putih, kemiri, dan garam.
Langkah awal untuk membuat
pathilo adalah mengupas singkong yang telah tersedia. Setelah singkong
dikupas, perlu dicuci hingga bersih
untuk menghilangkan kotoran. Sesudah singkong dicuci, jika untuk produksi dalam
skala kecil, maka singkong cukup
diparut. Namun, jika pathilo diproduksi dalam skala besar maka untuk menghaluskan
singkong memerlukan mesin parut yang dijalankan dengan bantuan listrik. Setelah
itu, parutan singkong diperas memakai
alat pemeras. Hasil perasan atau ampas tersebut didiamkan selama satu malam
dalam baskom dan ditambahkan bumbu yang sudah dihaluskan. Kemudian didiamkan
selama satu malam ampas tersebut dikepal untuk dibawa kecetakan pathilo.
Setelah dikepal, ampas singkong tersebut
ditekan hingga berbentuk seperti cendol yang ukurannya sekitar 5 cm dan tebal
0,5 cm di atas tambir yang nantinya akan digunakan untuk pengukusan. Waktu yang
diperlukan untuk pengukusan adalah 30 menit. Sesudah pengukusan selesai, maka langkah selanjutnya adalah proses
pengeringan. Setelah proses pengeringan
selesai, langkah terakhir yang ditempuh
adalah membungkusnya dengan plastik kemasan.
C.
Pengalaman Penulis
tentang Pathilo
Pathilo banyak diproduksi oleh masyarakat daerah
Tanjungsari dan Tepus Kabupaten Gunungkidul. Pengalaman penulis dalam
mengkonsumsi pathilo dimulai sejak kelas satu SD di daerah Mendang NgestirejoTanjungsari
Gunungkidul. Saat itu, penulis mendapatkan pathilo tersebut dari tetangga.
Ketika melihat bentuk dan warna pathilo,
penulis merasa sangat penasaran dan ingin mencoba memakannya. Setelah
mencoba memakannya, ternyata pathilo tersebut memiliki cipta rasa yang gurih.
D. Fungsi Pathilo di Masyarakat Gunungkidul
Pathilo merupakan jajanan tradisional yang terbuat dari
singkong. Manurut Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, singkong mempunyai beberapa kandungan seperti
63 g air; 34,7 g pati; 1,2 g protein; 0,3 g lemak; 33 mg kalsium; 40 mg posfor;
dan 30 mg vitamin c. Dari beberapa kandungan tersebut, pati merupakan bahan utama dalam pembuatan
pathilo.
Pati atau bisa juga disebut amilum bersifat tidak larut
dalam air pada suhu kamar, berwujud bubuk putih, tidak berasa, dan tidak
berbau.
E.
Upaya Menyejajarkan
Pathilo dengan Jajanan Populer
Selain pembuatan pathilo yang termasuk mudah, pathilo ini
juga dapat bertahan lama yakni tiga sampai lima bulan. Keuntungan dari pathilo
yang bisa bertahan lama tersebut, sehingga pathilo dapat di export keluar
daerah. Walaupun dapat bertahan lama pembuatan pathilo juga tanpa bahan
pengawet ataupun bahan–bahan kimia lainnya, sehingga pathilo ini sangat baik
dan sehat untuk di konsumsi.
Supaya lebih menarik cetakan pathilo dapat di buat sesuai
selera misalnya berbentuk lingkaran, love, segitiga, persegi dan lain-lain.
Selain itu rasanya juga dapat di vareasi misalnya rasa pedas, manis, asin,
asam, dan gurih. Tidak hanya itu, rasa dari pathilo juga dapat di tambahkan
bahan lainnya, contohnya seledri, udang, daun jeruk, dan jahe. Untuk lebih
menarik dapat di tambahkan pewarna alami contohnya daun suji untuk pewarna
hijau dan kunyit untuk member warna kuning. Kemasanya pun juga dapat di bentuk
sedemikian rupa sehingga dapat menarik pelanggan untuk selalu membeli pathilo.
Misalnya cara penataan letak pada kemasan di buat beraneka warna.
Pada saat ini jika ingin membutuhkan pathilo, setiap saat
akan tersedia karena bahan singkong selalu ada. Singkong sewaktu-waktu ada dan
warga pun juga sangat antusias karena singkong bila di jual gaplek/ singkong
yang baru dipanen masih ada kulitnya harganya hanya Rp1000 hingga Rp1500
padahal jika di jual pathilo harga mencapai Rp5000 per kg.
F.
Simpulan
Pathilo merupakan jajanan tradisional
khas Gunungkidul yang bahan utamanya terbuat dari singkong. Singkong mempunyai
beberapa kandungan, namun yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan pathilo
adalah pati. Tetapi, pathilo saat ini sudah tidak disenengi oleh para remaja.
Oleh karena itu, peneliti mempunyai ide untuk lebih memvariasikan bentuk maupun
rasa dari pathilo agar digemari para remaja dan bisa bersaing dengan jajanan
modern saat ini.
Referensi
Djaafar,
Titiek F dan Siti Rahayu. 2004. Mengolah
Pathilo Dari Ubi Kayu. BPTP Yogyakarta.
Kandungan
Pati Dari Singkong. Diakses 19/10/2012; 11.30; pada http://www.repository.upi.edu/operator/upload/s_d0451_0608460_chapter2.pdf
1 komentar:
artikelnya bagus, ijin share di https://ksmtour.com , terimakasih
Posting Komentar